Mujahadah an-Nafs berasal dari bahasa Arab yang terdiri atas dua kata,
yakni mujahadah yang artinya kesungguhan dalam mengendalikan sesuatu dan
an-Nafs yang artinya diri pribadi. Jadi, mujahadah an-Nafs adalah kesungguhan
dalam mengendalikan diri pribadi atau sikap kontrol diri.
Sikap kontrol diri atau mujahadah an-Nafs adalah satu sikap yang diajarkan
Islam agar manusia mampu menjadi pribadi yang tidak selalu mengedepankan hawa
nafsu dan emosinya dalam menjalani kehidupan. Akan tetapi, mampu mengendalikan
emosi dan hawa nafsunya dengan selalu mengedepankan kejernihan hati dan pikiran
serta perilaku mulia yang dapat meninggikan derajatnya di hadapan Allah swt.
Rasulullah saw. Bersabda
yang artinya :
“Orang yang cerdas adalah
orang yang mampu mengendalikan dirinya dan beramal untuk kehidupan setelah
mati”
(H.R. Tarmidzi: 2383)
Diantara tanda kecintaan seorang hamba kepada Allah swt., yaitu dia yang mengutamakan
perkara yang disukai-Nya daripada mengutamakan kehendak nafsu pribadinya.
Orang-orang yang sanggup melawan hawa nafsu adalah mereka yang beriman kepada
Allah swt. dan hari akhir, inilah kekuatan yang ada dalam diri umat Islam.
Rasulullah saw. Bersabda
yang artinya :
“Dan saya juga mendengar
Rasulullah saw. Bersabda, “Mujahid adalah orang yang berjihad terhadap jiwanya”
(H.R. Ahmad)
Perang melawan hawa nafsu merupakan jihad akbar, yang nilainya lebih utama
dibanding jihad memerangi orang-orang kafir, yang sering disebut jihad kecil
(al jihad al asghar) oleh Rasulullah saw.
Rasulullah saw. Bersabda
yang artinya :
“Nabi Muhammad saw.
Bersabda: Telah kembalilah kita dari sebuah perlawanan yang kecil (perang Badar
dengan orang Kaum Kafir Quraisy waktu itu), menuju peperangan yang agung,
bertanyalah para sahabat: Ya Rasulullah, apa yang engkau maksudkan peperangan
yang besar? Rasul menjawab: Perang melawan hawa nafsu”
2.
Perilaku yang
Mencerminkan Sikap Mujahadah an-Nafs
a.
Berpikir positif
Selalu berpikir positif dalam segala hal, tidak pernah
mempunyai prasangka buruk terhadap apa pun dan siapa pun, tidak memiliki
perasaan untuk merendahkan, atau bahkan menghina siapa pun yang ditemuinya.
Ketika seseorang memiliki perilaku berpikir positif, dia akan selalu mempertimbangkan
setiap ucapan dan perilakunya untuk memberikan manfaat kepada orang lain.
Rasulullah saw. Bersabda yang artinya :
“Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a. bahwasanya Nabi Muhammad saw.
Bersabda, “Demi Zat (Allah) yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, tidaklah
beriman seorang hamba dengan sempurna sehingga dia mencintai tetangganya atau
saudaranya seperti halnya mereka mencintai dirinya sendiri”
(H.R. Muslim: 65)
b.
Bekerja keras, tuntas,
dan ikhlas
c.
Optimis dalam segala hal
Sikap optimis artinya keyakinan yang kuat bahwa kesungguhan
dan kerja keras yang kita lakukan akan mendapatkan petunjuk dan pertolongan
dari Allah swt. dengan berbagai macam kemudahan.
Allah swt. berfirman :
وَالَّذِينَ
جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ
الْمُحْسِنِينَ
Artinya :
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan)
Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh, Allah
beserta orang-orang yang berbuat baik” (Q.S. Al-Ankabut (29): 69)
d.
Bersyukur ketika mendapat
keberhasilan
e.
Bersabar ketika mendapat
kegagalan
Seseorang yang memiliki sikap kontrol diri akan bersabar dan
menganggap bahwa setiap kegagalan dalam usahanya adalah ujian baginya untuk
meningkatkan usaha dan doanya lebih maksimal lagi di kemudian hari.
Allah swt. berfirman :
يَا
بَنِيَّ اذْهَبُوا فَتَحَسَّسُوا مِنْ يُوسُفَ وَأَخِيهِ وَلَا تَيْأَسُوا مِنْ
رَوْحِ اللَّهِ ۖ إِنَّهُ لَا يَيْأَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ
الْكَافِرُونَ
Artinya :
“Wahai anak-anakku! Pergilah kamu, carilah (berita) tentang
Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang yang
kafir.” (Q.S. Yusuf (12): 87)
3.
Hikmah atau Manfaat dari
Sikap Mujahadah an-Nafs
a.
Menambah ketentraman hati
dan pikiran
Seseorang yang memiliki sikap kontrol diri, hatinya akan
merasa tenteram dan nyaman, tidak pernah berburuk sangka terhadap siapa pun
yang ditemuinya, tidak mengucapkan sesuatu yang dapat merugikan orang-orang
yang ada di sekitarnya.
Rasulullah saw. Bersabda yang artinya :
“Sesungguhnya dalam tubuh (manusia) itu terdapat segumpal daging, apabila
segumpal daging itu baik maka baik pula seluruh tubuhya, akan tetapi apabila
rusak segumpal daging itu maka rusak pulalah seluruh tubuhnya, ingatlah
segumpal daging itu adalah hati.”
(H.R. Bukhari: 50 dan
Muslim: 2996)
b.
Mendapatkan hasil yang
memuaskan
Seseorang yang dapat mengontrol dirinya dari sifat malas dan
menunda pekerjaan menggantinya dengan kerja keras, tuntas, dan ikhlas tentu
akan mendapatkan hasil yang memuaskan.
Allah swt. berfirman :
وَأَنْ
لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَىٰ
Artinya :
“Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah
diusahakannya.” (Q.S. An-Najm (53): 39)
c.
Memiliki kepercayaan diri
yang tinggi
d. Menambah ketawakalan kepada Allah swt. dalam menyerahkan semua urusan
0 komentar:
Post a Comment
Dilarang spam saat komentar yaa..